Jalur sungai mengalami pendangkalan luar biasa dan harus rogoh kocek Rp. 30,000.- supaya bisa lewat |
WARTASINTANG.COM, SINTANG - Saat masyarakat di kota yg bisa lalu lalang beraktifitas tanpa terkendala musim hujan maupun kemarau, justru masyarakat di pedalaman Sintang harus berkutat dengan berbagai rintangan ketika harus hilir mudik menggunakan transportasi air di sungai Melawi.
Sepertinya musim kemarau sudah mulai tiba, jika sudah begini maka aktifitas tramsportasi warga yg mayoritas menggunakan jalur sungai akan terganggu, bukan hanya hilir mudiknya warga tapi juga distribusi barang pokok dan sembako ke pedalaman juga akan terganggu karna kapal-kapal motor yg menganggkut logistik akan tertahan di perjalanan akibat debit air yang tidak memungkinkan, sebut dolah.
Jalur darat memang ada tetapi masih jalan tanah itu juga harus melewati jalan-jalan milik perusahaan sawit dan juga untuk truck-truck expedisi maksimal hanya mampu membawa beban sekitar 4-5 ton dari yang seharusnya bisa 7-8 ton, hal ini dikarenakan oleh jembatan-jembatan yang tidak mampu menahan beban karna masih terbuat dari kayu, lanjutnya.
Pendangkalan air ini juga selain karena faktor kemarau juga diperparah oleh aktifitas penambang-penambang emas ilegal di jalur-jalur sungai Melawi sehingga membuat pendangkalan makin parah.
Dolah yang sehari-hari bekerja sebagai motoris speed ini, berharap bahwa pemerintah punya solusi untuk keadaan ini sehingga walaupun kemarau tapi aktifitas masyarakat tidak terganggu. Bayangkan jika ada warga yang sakit dan butuh pertolongan atau rujukkan segera maka bisa-bisa akan terjadi hal-hal yg tidak diinginkan. Sudah puluhan tahun indonesia meredeka tapi jalur transportasi masih begini-begini saja.